Selasa, 03 Januari 2012

Download TuneUp Utilities 2012 v.12.0.2160.13 - Keygen

   TuneUp Utilities adalah sebuah software yang berfungsi untuk meningkatkan performance komputer kita. Adapun tool yang terdapat dalam software tersebut yaitu seperti cleaning up, optimising, fixing, costumising and generally getting the maximum possible from your PC. Rilisan terbaru ini memungkinkan anda untuk bekerja maksimal di depan komputer anda tanpa ada error dan masalah-masalah lainnya.

 Berikut adalah perubahan yang dilakukan oleh TuneUp rilisan terbaru:



Maintain System

  • 1-Click Maintenance and Automatic Maintenance 
  • Optimize system startup and shutdown 
  • Defragment hard disks 
  • Remove broken shortcuts 
  • Defragment registry 
  • Clean registry 
Increase performance

  • Turbo Mode 
  • Configure Live Optimization 
  • Free up disk space 
  • Configure system startup 
  • Display and uninstall programs 
Fix problems

  • Fix typical problems 
  • Restore deleted data 
  • Check hard drive for errors 
  • Manage running programs
Download

Senin, 26 Desember 2011

Download Adobe Photoshop CS6 Extended Portable

   The newest version of Adobe Photoshop CS6 software redefines digital imaging with breakthrough tools for photography editing, superior image selections, realistic painting, and more. And now, use it with creativityboosting mobile apps. 
    Adobe Photoshop CS6 software, the professional imageediting standard and leader of the Photoshop digital imaging line, delivers more of what you crave. 
   Adobe Photoshop CS6 Extended software delivers breakthrough capabilities for superior image selections, image retouching, realistic painting, and 3D extrusions. Experience 64bit support for fast performance as well as dozens of timesavers throughout your workflow. Go beyond traditional digital imaging. Easily select intricate image elements, such as hair. See space fill in almost magically when you remove image elements. Create 3D logos and artwork by easily extruding text and other 2D graphics. Achieve natural and realistic painting effects with the Mixer Brush, which offers oncanvas color blending; Bristle Tips, which let you create lifelike, textured brush strokes; an onscreen color picker; and more. 
   Create images with instant impact with Adobe Photoshop CS6 the industry standard in digital imaging software. Adobe Photoshop CS6 redefines digital imaging with powerful new photography tools and breakthrough capabilities f complex image selections, realistic painting and intelligent retouching. Easily select and mask intricate image content such as hair. Remove any image element and watch the space fill in almost magically. Create stunning high dynamic range (HDR) images. Paint with realistic strokes and colour blends. Remove noise, add grain and create vignettes with stateoftheart photography tools.


Minimum System Requirements : 

  • 2GHz or faster processor* 
  • Microsoft® Windows® XP with Service Pack 3, Windows® Vista® Home Premium, Business, Ultimate, or Enterprise with Service Pack 2, Windows® Vista® 64-bit or Windows® 7 
  • 1GB of RAM or more recommended 
  • 1GB of available hard-disk space for installation; additional free space required during installation (Photoshop CS5.1 cannot be installed on flash-based storage devices.) 
  • 1,024x768 display (1,280x800 recommended) with qualified hardware-accelerated OpenGL® graphics card, 16-bit color and 256MB VRAM 
  • DVD-ROM drive 
  • Some 3D features in Adobe Photoshop Extended require an OpenGL 2.0 capable graphics card with at least 256MB of VRAM (512MB VRAM is recommended) 
  • Shader Model 3.0 
  • Some features in Bridge rely on DirectX9 capable graphics card with at least 128MB of VRAM 
  • QuickTime 7.4.5 required for multimedia features 
  • Broadband Internet connection required for online services
DOWNLOAD :

Minggu, 25 Desember 2011

Aplikasi PPI 8255 sebagai Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi


   Konsentrasi larutan dalam ilmu kimia menyatakan suatu besaran atau kadar suatu zat dalam cairan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan macam-macam cara, salah satunya adalah dalam molaritas, yang menyatakan konsentrasi larutan dalam mol per liter dari larutan. Prosentase ini didasarkan pada perbandingan antara jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
 Konsentrasi larutan merupakan suatu parameter sangat penting dalam perancangan produk, maupun dalam pengujian hasil-hasil industri, baik itu merupakan hasil langsung yang merupakan produk industri itu sendiri, maupun hasil sampingannya, yaitu berupa sisa/limbah.
 Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan).
 Pada pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi asam-basa, biasanya cara umum yang sering dilakukan adalah dengan menetesi larutan yang diuji, yang sebelumnya telah diberi larutan indikator, dengan larutan uji. Ditetesi hingga terjadi perubahan warna dari larutan indikator, apabila terjadi perubahan warna yang disebut titik akhir maka penetesan larutan uji dihentikan. Dan ini disebut larutan yang diuji setara secara kimia dengan larutan uji. Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji dihitung berdasarkan cara yang telah ditetapkan dalam metode titrasi. Pada metode ini mata manusia memegang peranan penting dalam pengamatan terjadinya perubahan warna, juga dalam pengendalian proses yang berlangsung,dan penentuan nilai konsentrasi larutan, perhitungannya dilakukan secara manual. Dengan menggunakan cara ini terdapat beberapa kelemahan antara lain kesalahan paralaksi dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk perhitungan atau penentuan nilai konsentrasi larutan. Karena setiap individu dengan individu yang lainnya relatif berbeda, dalam pengamatan dan penghitungannya tergantung pada ketelitian masing-masing individu.
 Karena adanya ketidaksamaan atau relatif berbeda dari setiap individu, dalam pengamatan dan penghitungan (penentuan) nilai konsentrasi larutan, maka dirancang dan dibuat alat pengukur konsentrasi larutan dengan metode titrasi (titrasi asam-basa) dengan menggunakan PC sebagai pengendali proses dan pengolah data. 

Metode Titrasi

Istilah titrasi merujuk pada proses pengukuran volume larutan uji (larutan standar) yang diperlukan untuk mencapai titik kesetaraan. Reaksi kimia yang dapat berperan sebagai dasar untuk penetapan titrasi dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu titrasi asam-basa, redoks (reduksi-oksidasi), pengendapan dan pembentukan kompleks. 
Sistem konsentrasi yang digunakan ada beberapa macam diantaranya, molaritas, normalitas dan formalitas. Dalam analisis titrasi, sistem konsentrasi yang digunakan adalah molaritas karena perhitungannya dalam analisis sangat sederhana dan paling sering digunakan dalam prosedur laboratorium.
 Dalam bagian ini hanya akan dibahas mengenai titrasi asam-basa, titrasi yang paling sederhana dan sering digunakan, kurva titrasi, indikator asam-basa, pemilihan indikator yang sesuai dan penggunaan sistem kesetaraan (ekuivalen) dalam penetapan nilai konsentrasi larutan yang diuji dalam analisis titrasi asam-basa. 

• Titrasi Asam-Basa

Dalam metode titrasi asam-basa, larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit (secara eksternal), biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan standar ini diteruskan sampai telah dimasukkan yang secara kimia setara dengan larutan yang diuji. Apabila telah mencapai keseteraan maka dikatakan telah mencapai titik kesetaraan (titik ekuivalensi) dari titrasi itu.
 Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik kesetaraan (ekuivalensi). Titik dalam titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik kesetaraan. Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih diantara keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrasi asam-basa.
 Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida (Day, 1989:50). Jadi apabila larutan yang diuji bersifat basa maka digunakan larutan uji (larutan standar) asam, dalam hal ini asam klorida, begitu pula sebaliknya. 

• Kurva Titrasi

Dalam menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu titrasi, pembuatan kurva titrasi akan membantu pemahaman. Untuk titrasi asam-basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH (atau pOH) terhadap mililiter titran. Kurva semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang tepat. 
 
NaOH , ml  Volume LarutanPH , HClpH , HB *
0,00
10,00
20,00
25,00
30,00
40,00
49,00
49,00
**49,95 
50,00
**50,05
50,10
51,00
60,00
70,00
50,0
60,0
70,0
75,0
80,0
90,0
99,0
99,9
99,95
100,0
100,05
100,10
101,0
110,0
120,0
1,00
1,18
1,37
1,48
1,60
1,95
3,00
4,00
4,30
7,00
9,70
10,00
11,00
11,96
12,23
3,00
4,40
4,82
5,00
5,18
5,60
6,69
7,70
8,00
8,85
9,70
10,00
11,00
11,96
12,23
* Ka = 1,0 x 10-5 
* Dengan mengandaikan 20 tetes per mililiter nilai-nilai ini adalah 1 tetes sebelum dan 1 tetes setelah titik kesetaraan. 
---------- 
Sumber : Day, R.A., Jr. 1989 : 144 
 
 Nilai pH pada titik-titik lain dipaparkan dalam Tabel 1, dan kurva titrasi diperlihatkan dalam Gambar 1. Terlihat bahwa mula-mula pH hanya naik lambat-lambat dengan ditambahkannya titran, kemudian bertambah lebih cepat ketika titik kesetaraan dihampiri, dan kemudian bertambah sebanyak kira-kira 5,40 satuan untuk penambahan hanya 0,10 ml basa pada titik kesetaraan. Melewati titik kesetaraan ini pH kembali lambat bertambahnya dengan penambahan titran (larutan standar).
 Daerah indikator yang ditunjukkan dalam Gambar 1 adalah jangkauan melewati dimana ketiga indikator tampak itu berubah warna. Tampak bahwa bila asam kuat dititrasi, penambahan pH yang besar pada titik kesetaraan itu cukup merentangi jangkauan ketiga indikator itu. Jadi indikator mana saja akan berubah warna dalam jarak 1 atau 2 tetes dari titik kesetaraan itu. 

Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dalam pengukuran konsentrasi larutan yang diuji, atau dicari nilai konsentrasinya dengan menggunakan metode titrasi asam-basa. Larutan yang diuji ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya (larutan uji/standar natrium hidroksida dan asam klorida). Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pada larutan yang diuji sebelum dilakukan penetesan larutan uji, ditambahkan suatu larutan indikator, yang menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna dan berarti penetesan larutan standar/uji harus dihentikan.
 Dan sebagai larutan indikator, dipilih suatu indikator yang berubah warna kira-kira pada pH titik kesetaraan titrasi. Untuk asam-asam lemah, pH titik kesetaraan terletak di atas 7 (tujuh) biasanya dipilih fenolftalein. Untuk basa lemah, dimana pH titik kesetaraan di bawah 7 (tujuh), banyak digunakan merah metil atau jingga metil. Untuk asam kuat dan basa kuat, merah metil, biru bromtimol dan fenolftalein akan memadai (Day, 1989:154).
 Dalam penentuan nilai konsentrasi ini pada umumnya dilakukan secara manual, dimana larutan yang hendak dicari nilai konsentrasinya, dimasukan dalam gelas uji, kemudian volume larutan ini ditetapkan. Dari nilai pH larutan yang diuji, ditentukan titrasinya dan larutan indikatornya. Apabila asam maka titrasinya basa atau larutan uji/standar-nya basa, seperti yang telah ditentukan diatas, begitu pula sebaliknya. Setelah prosedur diatas dipenuhi maka pada gelas uji yang telah berisi larutan indikator dan larutan yang diuji (dicari nilai konsentrasinya), ditetesi larutan uji yang telah diketahui nilai konsentrasinya sedikit demi sedikit hingga terjadi perubahan warna. Apabila terjadi perubahan warna maka penetesan dihentikan. Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji dicari dari persamaan sistem kesetaraan, yaitu :
 M2 = (M1 x V1) / V2 
di mana M1 adalah molaritas zat uji yang telah diketahui nilai konsentrasinya, V1 adalah banyaknya volume zat uji yang diteteskan sampai terjadi perubahan warna dari larutan indikator dan V2 merupakan volume zat yang diuji, ditetapkan sebelum penetesan larutan uji, maka M2 adalah molaritas atau nilai konsentrasi dari zat yang diuji dapat diketahui.
 Dalam proses ini, mata manusia berperan dalam pengamatan perubahan warna yang terjadi dan perhitungannya (pengolahan data) dilakukan secara manual. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, akan dirancang dan dibuat alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC sebagai pengendali proses dan pengolah data. 
Maka pada bab ini akan diuraikan cara kerja pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC, dan unit-unit yang membentuknya menjadi suatu sistem pengukuran nilai konsentrasi.
• Cara Kerja Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi Dengan Menggunakan PC Pada bagian di atas telah diuraikan tentang dasar perencanaan dan pembuatan alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC sebagai pengendali proses dan pengolah data, untuk membantu mengurangi peranan manusia dalam pengendalian proses dan pengolahan data. Dengan mengacu pada uraian diatas maka blok diagram alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC diperlihatkan dalam Gambar 2. Pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian perangkat keras internal dan perangkat keras eksternal. 
Perangkat keras internal merupakan kartu antarmuka I/O masukan/keluaran (input/ output) yang berada dalam salah satu slot ekspansi sistem PC yang terdiri atas : PPI 8255 sebagai unit antarmuka (interface) antara PC dengan peralatan masukan dan keluaran (input/output). Unit ini dilengkapi dengan pengkode (decoder) yang mengkodekan address bus.
 Perangkat keras eksternal adalah peralatan masukan dan keluaran yang berada diluar PC yang mengendalikan proses, yang terdiri atas :
 • Unit Driver (penggerak mekanis) yang berfungsi untuk pengaduk larutan yang diuji dan pengatur posisi naik/turunnya pengaduk, juga pengatur buka/tutup kran larutan uji (larutan standar). 
• Unit Sensor yang terdiri dari sensor perubahan warna dan pengkondisi sinyal. Sensor perubahan warna berfungsi untuk mengkonversikan intensitas cahaya menjadi besaran listrik yang selanjutnya dengan rangkaian pengkondisi sinyal akan diinputkan kerangkaian ADC. Sebagai sumber cahaya digunakan lampu TL (tube lamp) yang relatif cukup terang dan Light Dependent Resistor (LDR) sebagai pengkonversi besaran intensitas cahaya yang sampai setelah melewati larutan yang diuji. 
• Unit ADC berfungsi untuk mengkonversikan data analog menjadi data digital. Hal ini diperlukan karena kita memproses sinyal analog dari sensor yang kontinyu supaya bisa diproses dan diolah oleh PC / komputer sebagai pengendali utama. Dari blok diagram dalam Gambar 2 terlihat bahwa komputer (PC) memegang peranan yang paling besar sebagai pengendali proses dari semua kegiatan yang dilakukan dan pengolahan data. Setelah dipersiapkan larutan yang diuji atau dicari nilai konsentrasinya, kemudian larutan uji titrasi dan larutan indikatornya maka kita memasukkan data ke komputer. Data yang dimaksud adalah nilai konsentrasi larutan uji (dalam molaritas), banyaknya volume per tetesan larutan uji dan volume larutan yang diuji yang ditetapkan. 

Kemudian setelah keadaan di atas dipenuhi, komputer membaca (memasukkan) data digital dari unit ADC, selanjutnya data digital ini disimpan sebagai data awal larutan yang diuji dan sebagai data pembanding perubahan warna dari larutan yang diuji pada saat transisi, kemudian komputer menggerakkan penggerak posisi naik/turunnya pengaduk (driver motor stepper 1) yang mengatur posisi vertikal dari pengaduk sehingga posisinya dapat dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat alat tidak digunakan posisi pengaduk diatas dan pada saat digunakan berada dalam gelas uji. Selanjutnya komputer menggerakkan penggerak kran (driver motor stepper 2) untuk membuka (meneteskan) larutan uji dan menutup kran, kemudian komputer menggerakkan penggerak pengaduk (motor DC) atau pemutar sirip pengaduk untuk mengaduk larutan uji yang diteteskan pada larutan yang diuji guna mempercepat proses reaksi kimia antara larutan uji, larutan yang diuji dan larutan indikator. 
Selanjutnya komputer memasukkan data lagi dari unit ADC dan kemudian data ini dibandingkan dengan data pertama yang dimasukkan komputer sebelumnya, apabila tidak terjadi selisih atau perbedaan dengan data yang pertama maka proses dilanjutkan sampai terjadi selisih atau perbedaan yang diinginkan, dan setelah itu proses dihentikan dan komputer melakukan pengolahan data atau perhitungan (penentuan) nilai konsentrasi larutan yang diuji.
• Pengukuran Konsentrasi Larutan
 Seperti yang dijelaskan pada bagian di atas, untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan, dilakukan dengan metode titrasi (titrasi asam-basa). Perhitungan penentuaan konsentrasi larutan yang diuji akan dibuat perangkat lunaknya didasarkan pada persamaan kesetaraan. Pengukuran yang dipakai adalah konsentrasi dalam mol per liter (Molar). Dengan terjadinya kesetaraan secara kimia dari larutan yang diuji diketahui dari persamaan kesetaraan :
 M2 = (M1 x V1) / V2 
dimana M1 adalah Molaritas dari zat uji, V1 banyaknya volume zat uji yang diteteskan sampai terjadi perubahan warna dalam mililiter (ml), dan V2 merupakan volume zat yang diuji dalam mililiter (ml) yang diketahui/ditetapkan.
 Dan indikator warna yang dipakai disesuaikan dengan derajat keasaman (pH) larutan uji dan larutan titrasi. Untuk asam lemah pH titik kesetaraan terletak di atas 7, digunakan indikator fenolftalein. Untuk basa lemah, dimana pH titik kesetaraan di bawah 7, digunakan merah metil. Untuk asam kuat dan basa kuat digunakan fenolftalein (Day, R.A.,Jr. 1992: 154). 
Dalam perancangan ini pengambilan perubahan warna dilakukan dengan menggunakan cahaya lampu TL (tube lamp) sebagai sumber cahaya dan LDR sebagai pengkonversi intensitas cahaya yang melalui gelas uji larutan yang diuji. Dengan mengambil sampel larutan asam atau basa, kemudian dengan beberapa kali proses pembandingan untuk menggerakkan aktuatornya dalam menentukan banyak larutan yang dilakukan setiap penetesan (dalam mililiter). 

Blok Diagram Pengukur Konsentrasi Larutan

Dalam Gambar 2 menunjukkan blok diagram dari sistem yang dibuat secara lengkap pengukur konsentrasi larutan metode titrasi dengan menggunakan PC sebagai pengendali proses. Dari blok diagram terlihat bahwa komputer/PC memegang peranan yang paling besar yaitu sebagai pengendali proses dari semua kegiatan yang dilakukan dalam proses pengukuran konsentrasi larutan. Melalui Programmable Peripheral Interface (PPI 8255) akan dapat mengendalikan semua peralatan masukan maupun keluaran. Penjelasan lebih mendetail akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
• Perencanaan Perangkat Keras (Hardware)
 Perangkat keras dibagi menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal. Perangkat keras internal merupakan rangkaian elektronika dari sistem yang berada dalam komputer yaitu berupa kartu antarmuka (interface card), sedangkan perangkat keras eksternal adalah rangkaian elektronika dari sistem yang ditempatkan diluar komputer. Rangkaian ini berhubungan langsung dengan perangkat pendukung lainnya.
- Perangkat Keras Internal
 Piranti ini berfungsi sebagai perantara pengiriman dan penerimaan data digital dari komputer ke perangkat elektronik eksternal dan sebaliknya. Selain itu, piranti ini juga melakukan konversi data dalam bentuk pulsa pencacah dari komputer menjadi data cacahan empat bit untuk menggerakkan motor stepper data cacahan satu bit untuk menggerakkan motor DC. Blok diagram dari rangkaian kartu antarmuka (interface card) dapat dilihat dalam Gambar 3

Dekoder Alamat

Rangkaian ini berfungsi untuk menkodekan bus alamat (address bus) yang akan mengidentifikasi penggunaan dari kartu antarmuka. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC TTL 74LS688 yang merupakan pembanding data digital delapan bit. Konfigurasi saklar DIP (Dual In Package) menunjukkan alamat yang digunakan oleh kartu antarmuka yaitu pada perancangan ini digunakan alamat heksa 0300 sampai 0303 yang oleh komputer disediakan untuk kartu prototipe. Apabila data pada pin masukan P0 sampai P7 sama dengan data pada pin Q0 sampai Q7 dan masukan enable, G, berlogika rendah maka keluaran P=Q akan berlogika rendah. Penggunaan resistor penarik atas dimaksudkan untuk membatasi arus yang mengalir ke jalan masuk Q pada saat saklar DIP terbuka atau berlogika tinggi sehingga besar arus masukannya tidak melebihi 50 mA yang dapat mengakibatkan kerusakan pada jalan masuk IC (Elektuur,1994:177). Rangkaian dekoder alamat ini dapat dilihat dalam Gambar 4. 

Unit Programmable Peripheral Interface (PPI) 8255

Komponen ini difungsikan sebagai perantara antara peralatan antarmuka dengan sistem bus komputer. Dalam pengoperasiannya digunakan mode 0, yaitu mode masukan / keluaran dasar, dimana terminal bus A (port A) dan terminal bus C bawah (port C upper) sebagai masukan, terminal bus B (port B) dan terminal bus C atas (port C lower) sebagai keluaran. Mode operasi dari unit PPI 8255 ditentukan dari inisialisasi kontrol register dengan mengirimkan control word melalui perangkat lunak dan dalam perencanaan ini digunakan mode operasi 0, dengan format control word 1001 1000 (98H) lihat dalam Gambar 6. Rangkaian lengkapnya ditunjukkan dalam Gambar 5.
 Untuk pemilihan PPI ini diaktifkan dengan memberikan address (alamat) yang sesuai dengan alamat dari chip ini. Dengan mengirimkan alamat yang sesuai maka masing-masing port pada IC PPI 8255 ini dapat diakses baik sebagai input maupun output. Disini digunakan alamat dari 0300H - 0303H sebagai alamat dari port. Address decoding selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 2.
- Perangkat Keras Eksternal
 Bagian ini merupakan sambungan dari kartu antarmuka yang terletak di luar komputer dan berhubungan langsung dengan perangkat pendukung pengendali proses (perangkat aktuator) dan pengolah data (penerima data), yang dikirim dan diterima kartu antarmuka (data digital). Data digital yang dikirim kartu antarmuka digunakan sebagai penggerak basis transistor penguat untuk menggerakkan motor stepper dan basis transistor switching motor DC. Sedangkan data digital yang diterima dari unit sensor, digunakan sebagai pembanding data digital dari ADC0804 sebelum dan sesudah titrasi. Blok diagram dari bagian dapat dilihat dalam Gambar 7.
• Algoritma Pemrograman 
Sesuai dengan diagram alir dalam Gambar 8 algoritma pemrograman komputer untuk melakukan fungsi sebagai pengolah data dan pengendali proses untuk titrasi sebagai berikut :
  1. Penginisialisasian port dari PPI 8255.
  2. Memasukkan nilai konstanta awal dari larutan.
  3. Turunkan pengaduk.
  4. Buka kran untuk penetesan (titrasi) pertama.
  5. Gerakkan pengaduk.
  6. Membaca warna.
  7. Membandingkan warna dengan nilai warna yang dihasilkan oleh sensor pada saat transisi.
  8. Apabila belum terjadi perbedaan yang ditentukan, kembali pada proses 5, kalau sudah lanjutkan dengan menampilkan hasil (nilai konsentrasi larutan yang diuji).
  9. Menanyakan apakah pengujian dilakukan lagi, kalau ya, kembali pada langkah 3, kalau tidak proses pengukuran selesai.

Pengujian Sistem Keseluruhan

Tujuan pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengetahui prosentase kesalahan pengukuran dari alat yang dibuat. Dengan menetapkan atau mengetahui larutan yang diuji kemudian dicari nilai konsentrasinya, maka dengan cara ini dapat diketahui prosentase kesalahan sistem pengukuran alat yang dibuat.
• Hasil Pengujian
 Hasil pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat dalam Tabel 3.
Larutan yang Uji
 
Indikator/ WarnaTitrasiWarna perubahanM2 (M)V2(ml)M1(M)V1(ml)
NaOH
NaOH
NaOH
HCl
HCl
HCl
NaOH
NaOH
NaOH
HCl
HCl
HCl
MM/K
MM/K
MM/K
MM/M
MM/M
MM/M
PP/M
PP/M
PP/M
PP/TB
PP/TB
PP/TB
HCl
HCl
HCl
NaOH
NaOH
NaOH
HCl
HCl
HCl 
NaOH
NaOH
NaOH
Merah
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Tak Berwarna
Tak Berwarna
Tak Berwarna
Merah
Merah
Merah
0,098
0,104
0,198
0,103
0,101
0,203
0,104
0,096
0,205
0,102
0,101
0,208
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
48,75
26
49,4
51,35
25,25
50,7
52,0
24,05
51,35
51,0
25,35
52,0
Keterangan : 
  V1 : Volume larutan uji/penguji   ;  M1 : Molaritas larutan uji/penguji. 
  V2 : Volume larutan yang diuji    ; M2 : Molaritas larutan yang diuji. 
  MM/K : Merah metil /  berwarna kuning dalam larutan yang dijui. 
  MM/M : Merah metil / berwarna merah dalam larutan yang diuji. 
  PP//M : fenolftalein / berwarna merah dalamlarutan yang dijui. 
  PP/TB : fenolftalein / tak berwarna (bening) dalam larutan yang diuji.  
  V1 = I x T ; I  =   Banyaknya proses penetesan. 
T = 0,678 ml (volume per tetesan yang didapat dari sub-bab 5.4 pengujian volume per tetesan). 
  Larutan yang diuji HCl 0,1 Molar dan 0,2 Molar, pH 1,25 dan NaOH 0,1 Molar dan 0,2 Molar, pH 13,13.
• Analisa Pengujian
 Dari Tabel 3 hasil pengujian sistem secara keseluruhan didapat Tabel 4.
Prosentase Kesalahan Sistem Pengukuran.
M2 sebenarnya (Molar)M2 pengukuran (Molar)% Kesalahan
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
 
0,098
0,104
0,198
0,103
0,101
0,203
0,104
0,096
0,205
0,102
0,101
0,208
   Rata-rata
2
4
1
3
1
1,5
4
4
2,5
2
1
4
2,5
Hasil pengujian sistem pengukuran secara keseluruhan disimpulkan bahwa rangkaian alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi (titrasi asam-basa) dapat bekerja dengan rata-rata prosentase kesalahan pengukuran sebesar 2,5 %. Penyebab kesalahan pengukuran ini salah satunya disebabkan dari kesalahan masing-masing sub-sistem yang terakumulasi pada sistem secara keseluruhan, dan juga karena kesalahan manusia yang disebabkan kurang bersihnya gelas uji pada saat pengujian masing-masing larutan yang berbeda konsentrasi larutan dan jenis larutan (asam atau basa). 

Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisis rangkaian aplikasi PPI 8255 sebagai alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi (titrasi asam-basa) dengan menggunakan PC sebagai pengendali proses dan pengolah data yang dibuat dapat berfungsi seperti yang direncanakan, dengan rata-rata prosentase kesalahan sistem pengukuran dari alat yang dibuat 2,5 %. q 

Daftar Pustaka

  1. Basse, J.T.T. 1994. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, Including Elementary Analysis. Edisi ke1. Terjemahan Hadyana, dan Setyono, L. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
  2. Brenner, Robert C. 1986. IBM PC Troubleshooting and Repairing. Singapore : Slowson Communication, Inc.
  3. Coughlin, Robert F. 1994. Penguat Opersional dan Rangkaian Terpadu Linear. Edisi Kedua. Terjemahan Herman Widodo S. Jakarta : Penerbit Erlangga.
  4. Cooper, Wiliam D. 1993. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Edisi Kedua. Terjemahan S. Pakpahan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
  5. Day, R.A.,Jr. 1992. Quantitative Analysis. Edisi ke-5. Terjemahan Pudjaatmaka, Ph.D. Jakarta : Penerbit Erlangga.
  6. Dally, James W, 1984. Instrumentation For Engineering Measurement. Iowa : Iowa University Press.
  7. Eggerbrecht, Lewis C. 1986. Interfacing to IBM PC. Indianapolis : Howard W. Sams & Co.
  8. Elektuur. 1994. Data Sheet Book 1, Data IC Linear, TTL, dan CMOS. Cetakan ke-2. Terjemahan Wasito S. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  9. Hall, Douglas V. 1992. Microprocessors and Interfacing, Programming and Hardware. 2nd Edition. Singapore : McGrow Hill, Inc.
  10. Jogiyanto. 1994. Teori dan Aplikasi Program Komputer Bahasa Turbo Pascal. Yoyakarta : Penerbit Andi Offset.
  11. Kenjo, T. 1986. Stepping Motors and Their Mcroprocessor Controls. New York Oxford University Press.
  12. Steeman, J.P.M.1996. Data Sheet Book 2. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  13. Widyatmo, A. dkk. 1994. Belajar Mikroprosesor dan Mikrokontroler melalui komputer PC. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
  14. Wildi, T. 1989. Electrical Machines, Drives, and Power Systems. 2nd Edition. New Jersey : Prentice Hall International.

Ellipsometer Sederhana


    Ellipsometer adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk pengukuran sifat-sifat optik dari suatu media yang didasarkan pada analisis fenomena pantulan sinar terhadap suatu media tersebut yaitu perubahan pengkutuban (polarization) sinar dengan panjang gelombang tertentu yang terjadi sewaktu sinar dipantulkan atau diteruskan pada media tersebut. Dengan menganalisa perubaan intensitas sinar akibat pantulan gelombang tersebut, maka dimungkinkan untuk mengetahui berbagai parameter sifat optik seperti parameter index bias, ketebalan, koefisien serapan, dan lain-lain dari medium yang dikenainya.

    Beberapa faktor keuntungan yang dapat diperoleh dari alat ini antara lain : (i) tidak mengganggu sifat - sifat fisis dari permukaan sampel yang diukurnya untuk panjang gelombang tertentu yang dapat dipilih, (ii) cukup sensitif untuk pengukuran antarmuka (interface) dari suatu struktur media yang memiliki ukuran cukup kecil, (iii) dapat dioperasikan pada udara bebas (tidak harus pada kondisi khusus seperti ruang hampa), dan (iv) dapat diperoleh hasil secara langsung (in situ) dari pengukuran. Secara umum alat ellipsometer dapat dipergunakan untuk mengukur sifat - sifat optik suatu bahan baik padat maupun cair yang memiliki sifat isotropik (sifat optik tidak tergantung arah) ataupun anisotropik (sifat optik tergantung arah). Selain itu media yang akan diukur dapat berupa lapisan tipis (thin film) atau berupa lapisan yang tebal (bulk). Ellipsometer dapat digunakan untuk memantau fenomena perubahan suatu permukaan bahan akibat oksidasi, pemendapan lapisan, dan lain-lain, juga dapat digunakan untuk pengukuran faktor fisik dari suatu bahan yang dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat optik seperti medan listrik, medan magnet, tekanan dan suhu. Alat ini digunakan secara luas di berbagai industri mikroelektronika, minyak, kedokteran, dan lain-lain. Sebagai contoh penggunaan ellipsometer dalam teknologi mikroelektronika adalah menentukan ketebalan lapisan silikon teroksidasi oleh udara bebas (SiO2) yang termendap di atas permukaan wafer silikon (Si), juga memonitor pengaruh endapan dari gas nitrides,sulfides ke atas permukaan wafer silikon. Selain itu di dalam teknologi kedokteran, ellipsometer dapat digunakan untuk meneliti reaksi antigen-antibodi pada lapisan tipis [1,2]. Ellipsometer yang didesain memiliki beberapa kemudahan sebagai suatu alat ukur yang dapat dikembangkan untuk berbagai aplikasi yang lebih luas lagi. Alat ini dapat dipindah-pindahkan dengan mudah sehingga fleksibel bagi pengukuran di berbagai tempat dari struktur yang ada. Kinerja alat yang relatif mudah, beaya operasional yang relatif murah dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi ini memungkinkan untuk didesain di berbagai laboratorium di Indonesia.

Desain Alat

    Alat ellipsometer sederhana dapat diskemakan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sumber sinar yang mungkin digunakan adalah dari berbagai jenis sumber sinar seperti lampu halogen dengan pemilihan panjang gelombang tertentu yang dapat dilakukan dengan menggunakan prisma atau chopper, atau sinar laser seperti laser He-Ne (Helium-Neon) dengan panjang gelombang, l = 632.8 nm. Sedangkan detektor sinar dapat digunakan berbagai macam detektor dari bahan semikonduktor yang memiliki kepekaan cukup tinggi. Jika proses deteksi ini dilakukan dengan menggunakan komputer maka akan dapat dilakukan perhitungan bagi mendapatkan nilai pantulan sinar dan parameter lain dengan lebih cepat. Sudut datang sinar terhadap sumbu normal (f ) adalah sama dengan sudut pantul sinar. Untuk desain alat ini posisi sumber sinar dan detektor harus dapat diubah secara akurat. Cara lain bagi membolehkan membuat variasi sudut datang sinar adalah dengan merubah posisi sampel yang akan diukurnya dan posisi detektor. 
 
Gambar 1. Diagram dua dimensi dari alat ellipsometer sederhana bagi pengukuran struktur media udara-SiO2-Si. P adalah polariser, f adalah sudut datang sinar terhadap sumbu normal.

    Polariser P berfungsi untuk meng-kutub-kan sinar menjadi kutub p yaitu osilasi gelombang paralel dengan bidang sinar terkutub, dan kutub s yaitu osilasi gelombang tegak lurus dengan bidang sinar terkutub. Untuk mendapatkan sifat kedua jenis pengkutuban sinar tersebut, dapat dilakukan dengan memutar polariser sebesar 90° dan 0° . Agar sinar yang datang dari sumber dapat mengenai permukaan sampel dengan baik maka dapat ditambahkan piranti slit yaitu lubang kecil yang diletakkan setelah sinar keluar dari polariser yang memungkinkan untuk mengatur diameter sinar yang mengenai permukaan sampel juga untuk mengatur intensitas sinar yang datang. Pengukuran dengan alat ellipsometer hendaknya dilakukan dalam ruangan yang cukup gelap yang memungkinkan dapat meniadakan pengaruh sinar dari sekitaran. Desain sederhana dari alat ellipsometer ini adalah dapat difungsikan hanya dengan sebuah piranti polariser tanpa harus menggunakan piranti tambahan seperti analiser.

Sistem Pengukuran dan Perhitungan Parameter

    Dari pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan ellipsometer, akan diperoleh besaran nilai pantulan R sebagai hasil perbandingan antara nilai pantulan sinar (atau gelombang) ter-kutub jenis-p (Rp) dan jenis-s (Rs) untuk suatu panjang gelombang tertentu (l ) untuk sudut datang tertentu (f ) [3] yang dapat dituliskan sebagai :
    R = Rp / R(Persamaan 1)
    Dari eksperimen yang dilakukan berdasarkan pantulan sinar yang berasal dari permukaan sampel, maka Rp dan Rs dapat diperoleh dari hasil pengukuran sebagai berikut :
    Rp = ( I/ I)p dan Rs = ( I/ Ii )(Persamaan 2)
    Idan Ii masing-masing adalah intensitas sinar terpantul dan sinar datang. Index p dan s menunjukkan jenis peng-kutuban jenis p dan jenis s. Nilai-nilai Rp dan Rs yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan 3.
     (Persamaan 3)
    Dengan definisi, j adalah imajiner (=), sedangkan r01pr12p r01s, dan r12s masing-masing adalah koefisien pantulan Fresnel pada medium 0-1 (udara-film) dan medium 1-2 (film-substrat) untuk sinar terkutub jenis pdan jenis s seperti berikut :
     (Persamaan 4a)
     (Persamaan 4b)
     (Persamaan 4c)
     (Persamaan 4d)
    b 1 adalah perubahan fase di dalam film akibat pantulan dari kedua antarmuka (0-1 dan 1-2) yang didefinisikan sebagai berikut :
     (Persamaan 5)
    d1 dan N1 masing-masing adalah ketebalan film dan index bias film. Untuk struktur media yang lebih banyak, maka persamaan 3, 4 dan 5 dapat disesuaikan dengan struktur media yang ada.
Sebagai contoh adalah jika akan dilakukan pengukuran bagi sifat optis dari struktur media yang terdiri dari udara-SiO2-Si yaitu lapisan SiO2 yang terbentuk di atas permukaan Si pada udara bebas, maka struktur media tersebut dapat dilukiskan sebagai sistem 3 fase seperti ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah. r01 dan r12 masing-masing adalah koefisien pantulan Fresnel oleh antarmuka dari media 0-1 dan media 1-2 yang didefinisikan pada Persamaan 4. Parameter N0N1, dan N2 masing-masing adalah index bias medium 0, 1 dan 2. 

Gambar 2. Skema sistem 3 fase daripada media (0, 1 and 2) yang bersifat isotropik.

    Dari pengukuran yang dilakukan untuk sampel dengan struktur media seperti yang diskemakan pada Gambar 2 tersebut, telah diperoleh hubungan vs f untuk panjang gelombang 632.8 nm yang disimbolkan dengan bulatan (· ) seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Besarnya parameter index bias film (N1) dan ketebalan film (d1) akan dapat diketahui dengan melakukan fitting berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan 3, 4(a - d) dan 5. Prosedur fitting bagi mendapatkan nilai yang paling tepat yang sesuai antara hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah metode Powell [5] yang dapat dilakukan dengan mudah menggunakan program komputer menggunakan bahasa level tinggi seperti Fortran, C, dan lain-lain. Dari fitting yang dilakukan diperoleh grafik hubungan antara R vs f (dilukiskan dengan kurva) yang sesuai dengan hasil pengukuran dengan diperoleh index bias bahan silikon (yang bersifat isotropik) sebesar 3.85 - i0.02 pada panjang gelombang 632.8 nm, dan lapisan SiO2 yang memendap di atasnya memiliki index bias sebesar 1.46 [4] dengan ketebalan 15 Å . 

Gambar 3. Grafik hubungan antara rasio pantulan R terhadap variasi sudut datang, f dari
struktur media udara-SiO2-Si dengan ketebalan lapisan SiO2 sebesar 15 Å .
(· ) adalah diperoleh dari pengukuran dan (-) adalah hasil fitting..


Daftar Pustaka

  1. Giaever, I., J. Immunology, 110, (1973), hal. 1424.
  2. Giaever, I., Bull. Amer. Phys. Soc., 19, (1974), hal. 564.
  3. Azzam, R.M.A. dan Bashara, N.M., (1977), Ellipsometry and Polarized Light, North-Holland Publishing Company, Amsterdam, hal. 283.
  4. Zaghloul, A.R.M., Azzam, R.M.A., dan Bashara, N.M., (1975), J. Opt. Soc. Amer., 65(9), hal. 1043 - 1049.
  5. Press, W.H., Flannery, B.P., Teukolsky, S.A. dan Vetterling, W.T., 1985, Numerical Recipes, Cambridge, Cambridge, hal. 525 -528.

Download Sweet Home 3D 3.4 Portable

    Dari nama nya sudah jelas bahwa software ini berfungsi untuk mendesain rumah. Tapi software ini sangat berbeda dengan software handal lainnya, yaitu dengan menggunakan feature 3D, software ini sudah cukup layak buat tampil di depan umum. Software ini jug menawarkan feature2 hebat lainnya yang tidak kalah dengan software lain.
    Adapun Versi yang saya update sekarang yaitu Versi 3.4 yang dirilis pada 20 Desember 2011 lalu, dan tentunya hadir dengan banyak perubahan diantaranya yaitu:

  • Added Plan > Add level / Modify level / Delete level menu items to support multiple levels with possible intermediate levels and/or levels at negative elevation. 
  • Added 3D view > Display all levels / Display selected level menu items. 
  • Added the New floors thickness field in preferences pane. 
  • Added a new property for staircases in furniture catalog to define the shape used to cut out the ceiling and the floor of upper levels when they intersect with a staircase. 
  • Added a Staircase check box in Import furniture wizard and in Furniture Library Editor. 
  • Reused the walls transparency value to make transparent floors and ceilings of upper levels as well. 
  • Enabled the virtual visitor to go below elevation 0 to visit underground levels. 
  • Improved ground management to be able to handle elevations up to 100m without seeing a black line at the horizon. 
  • Added a button in preferences pane to import language libraries. 
  • Improved drawing magnetism of walls and rooms. 
  • Increased magnetism sensitivity. 
  • Added Select object submenu in the contextual menu of the plan that will let the user select an object among the superimposed ones at the point where he right clicked. 
  • Added the ability to directly change the visibility of piece of furniture by clicking on its visible check box in the furniture table. 
  • Added support for auto completion in the name text fields displayed modification panes (suggested texts comes from previous entered texts and are saved in preferences). 
  • Added the ability to fine tune the orientation of a 3D model at the second step of its importation. 
  • Improved performances when using textures. 
  • Added support for unsigned applets when run without 3D feature and furniture/textures listed in plugin files. 
  • Fixed drag and support from catalog to plan or furniture list in the online version run with Plugin2 under Mac OS X or with OpenJDK under Linux. 
  • Fixed a bug that prevented to view dialog boxes placed out of the main screen after a configuration change in a multi screen environment. 
  • Fixed a bug that prevented to open Furniture import wizard on an screen different from the main screen, or to view the online version in a browser placed out of the main screen. 
  • Fixed a bug that wrongly shifted the texture applied on an object with a 3D model file not placed at the origin (this bug fix will be applied only to texture changes made from this version to ensure existing designs won't look different when a circumvent tip was used). 
  • Fixed a bug that displayed a texture as inverted when applied to the left side of a wall. 
  • Fixed a bug that reset 3D view aspect ratio in photo creation dialog box after a camera change. 
  • Updated English, French, German and Bulgarian help pages. 
  • Replaced JRE 6u26 by JRE 6u30 in Sweet Home 3D installers bundled with Java. 
  • Other minor bugs fixes and enhancements.


Pass TinyPaste : www.syahrulhadi.blogspot.com


Sweet Home 3D 3.4 Portable | 44 MB

Download Windows 7 32&64 Bit SP 1 English AIO

Bismillah...
    Alhamdulillah setelah sekian lama saya tidak update blog karena sibuk buat nyelesain TA (Tugas Akhir) walaupun baru cuma proposal... hehe.. Dan pada malam ini saya bisa update blog lagi, mungkin tidak rutin juga karena masih ada yang belum di selesaikan.
Baiklah, tanpa banyak cerita, pada kesempatan kali ini saya akan share sebuah OS yang tidak asing lagi bagi kita, yaitu Windows 7 32 & 64 Bit English All In One. Saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar lagi tentang OS ini karena saya yakin semua sobat blogger sudah tau tentang OS ini.


Include :
Windows 7 Ultimate SP 1
Windows 7 HomePremium SP 1
Windows 7 Professional SP 1
Windows 7 HomeBasic SP 1
Windows 7 Starter SP 1

Langsung saja untuk link download nya

Pass TinyPaste: www.syahrulhadi.blogspot.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Syahrul Hadi | Bloggerized by BEC Mandiri 09